Pendidikan Jasmani
dalam Membetuk Karakter Bangsa Indonesia
Dari beberapa
pengalaman yang telah dirasakan ketika kita berada di lingkungan
masyarakat, kita tentu merasakan juga bagaimana kehidupan sosial yang tampak
mengiringinya, dan apa yang dirasakan itu tentu dinamis. Kadang kita merasa
masyarakat itu sesuatu yang menjadikan kita seimbang atau tanpa mereka kita
tidak bisa menjalani hidup ini. Kadang juga orang-orang atau masyarakat itu
hanyalah orang lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Bahkan
kita menganggap sebagian mereka hanyalah sosok antagonis yang menjadi kendala
di kehidupan kita. Lalu bagaimana cara menghilangkan nilai-nilai buruk seperti
ini di Indonesia? Menurut saya pendidikan adalah salah satu solusinya.
Sikap masyarakat
yang ada dalam paragraf di atas, tentu bertolak belakang dengan nilai
pendidikan. Nilai-nilai seperti itu dianggap sebagai suatu penyimpangan moral,
dan dapat merusak budaya dan karakter bangsa yang sudah berjalan baik di
Indonesia. Hal ini akan berakibat tidak
adanya rasa toleransi bermasyarakat, dan ini bisa menjadikan hubungan masyarakat dalam suatu negara hancur. Tentu kita
tidak mau itu terjadi. Lalu apa hubungannya dengan masalah pendidikan? Hal
tersebut berhubungan dengan fungsi pendidikan, yaitu mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Dalam dunia
sekolah di Indonesia, kadang kita tidak sadar apa yang menjadi tujuan
sebenarnya dari pembelajaran itu sendiri. Semua mata pelajaran secara kasat
mata hanya memberikan materi pembelajarannya masing-masing. Di samping itu
tanpa kita sadari nilai-nilai kehidupan dan penanaman moral terkandung di dalamnya.
Terutama pelajaran PKN, Agama, dan Penjas ( Pendidikan jasmani ) atau biasa
disebut pelajaran olahraga di kalangan masyarakat. Kenapa penjas termasuk mata
pelajaran yang berperan dalam pengembangan moral sosial siswa? Penjas merupakan
salah satu pelajaran yang menerapkan 4 nilai dalam proses penilaiannya. Sementara
itu, pelajaran lain hanya memilki 3 aspek penilaian. Penjas memiliki aspek
penilaian kognitif, afektif, psikomotor dan yang membedakan dengan pelajaran
lain yaitu sosial. Hal ini merupakan suatu bukti dimana pelajaran penjas ini
berperan aktif dalam membentuk karakter bangsa agar bisa berinteraksi dengan
baik di kehidupan sosial dalam bermasyarakat.
Pendidikan jasmani
itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu alat dan usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Setelah kita perjelas lagi ternyata pendidikan jasmani juga menggunakan
beberapa alat untuk mencapai tujuannya tersebut. Jenis alat yang
digunakan dalam aktivitas pendidikan jasmani tentu saja harus sesuai dengan
tujuan yang diajarkan di sekolah. Dalam hal ini kita tentu saja akan bersangkutan
dengan program yang telah digariskan dalam kurikulum dan racanagn pembelajaran
masing-masing sekolah. Secara umum ada 5 jenis kegiatan olahraga spesifik yang
diajarkan dalam dunia pendidikan jasmani, yaitu atletik, senam, renang, bela diri, dan permainan.
Disamping jenis alat yang khusus yang sesuai dengan
macam aktivitas yang dilakukan, adapula perlengkapan yang perlu kita perhatikan
di setiap sekolah, yang pemakaiannya tidak terikat pada program kurikulum
tersebut, tapi juga pada saat siswa dalam keadaan bebas (waktu bermain). Lalu
apa tujuan dari kurikulum yang di berikan pemerintah dalam pelajaran pendidikan
jasmani ini? Salah satunya ialah agar menjadikan manusia indonesia menjadi manusia yang benar – benar utuh.
Peran penjas untuk membentukan manusia secara utuh ini didasarkan
pada kebutuhan yang kita perlukan sebagai manusia untuk menjalani hidup, maka
peranan pendidikan jasmani tersebut antara lain :
· Peran penjas untuk pembentukan tubuh
Peran pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh siswa,
dapat dilihat dengan bertambahnya otot-otot yang kita punya menjadi lebih besar
dan kuat, dan badan pun tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tinggi, hingga
dapat bersikap dan bertindak dengan sempurna, serta akan tumbuh dan berkembang secara
baik. Dengan melakukan pendidikan jasmani yang teratur, maka organ-organ di
tubuh siswa pun akan bekerja sebagaimana mestinya. Dalan hal ini akan
berpengaruh terhadap kesehatan siswa, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan
rohani.
Dengan demikian siswa akan memiliki
nilai dan sikap yang positif terhadap pentingnya pendidikan jasmani di dalam
kehidupan. Menurut Sukintaka (pada tahun 2004) selain dari itu peran pendidikan
jasmani sangat besar sumbangannya terhadap siswa dalam :
1.. Memenuhi
keinginan untuk bergerak dan mempertahankan gerakan.
2. Mengembangkan
perasaan terhadap gerakan dan irama, serta penghayatan terhadap ruang, waktu,
dan bentuk.
3. Menganalisis
kemungkinan-kemungkinan gerak.
4. Memiliki
keyakinan terhadap gerakan yang dilakukannya serta perasaan terhadap sikapnya.
5. Mengembangkan
kemampuan gerak dan penyempurnaan gerak.
·
Peran
penjas untuk pembentukan prestasi
Telah kita ketahui bersama, bahwa untuk dapat mencapai suatu
prestasi yang diinginkan di dalam pelajaran jasmani diperlukan adanya kekuatan,
kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri
sendiri, pemahaman dan pengusahaan terhadap prosedur gerakan yang akan
dilakukan, serta konsep cara untuk melakukan gerakannya. Hal ini merupakan
dasar yang mengacu kepada tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal.
Dalam arti bukan saja pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak
dalam bidang pengajaran pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk
peningkatan prestasi belajar, bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan
sebagainya yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan pendidikan
nasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka keampuhan
pendidikan jasmani di dalam melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya
tujuan pendidikan, antara lain adalah:
1. Membentuk dan mengembangkan kemampuan kita kepada
suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.
2. Mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan
diri siswa terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan,
pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri, tanggung jawab, dan
peningkatankemampuan diri.
3. Belajar untuk
mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang
sinngkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).
4. Menanamkan
kepada kita untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasan terhadap
dirinya.
5. Menanamkan
untuk belajar meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat terhadap nilai-nilai
prestasi yang diraihnya di dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan
masyarakat maupun di dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga.
·
Peran
penjas untuk pembentukan sosial
Ini yang harus kita pahami, bahwa kita sebagai makhluk
individu, juga sebagai makhluk sosial, karena itu tidak mungkin kita akan dapat
hidup menyendiri tanpa memperhatikan keadaan di lingkungannya dan memperhatikan
kepentingan umum. Dalam kehidupan sosial ini kita selalu terikat oleh
norma-norma kehidupan dan tidak dapat
melepaskan diri dari kehidupan bersama.
Oleh sebab itu, maka timbul suatu ilmu yang khusus untuk
menelaah tentang kehidupan kita yang terdiri dari individu-individu beserta
sikap dan tindakannya, serta unsur-unsur yang terdapat di dalam kehidupannya
bersama. Misalnya seperti: agama, adat-istiadat, keluarga, lingkungan,
pemerintah, pendidikan, dan sebagainya, merupakan unsur-unsur sosial yang
menyangkut perilaku dan tata kehidupan manusia di dalam memenuhi kebutuhan
hidup dan kehidupan di masyarakat. Di dalam kehidupan bersama kita akan tumbuh
dan berkembang serta akan menemukan pribadi kita masing-masing. Kita akan menyadari
mengenai keadaan kita, bahwa kita berada di tengah-tengah manusia yang lainnya.
Saat kita di masa sekolah, kita akan dapat merasakan
terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kita. Kita tentu akan mengubah sifat-sifat dan
perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga kepada lingkungan pada masa sekolah. Hal ini akan terlihat adanya perubahan
dari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan kita dalam hidup kita sendiri.
Dengan demikian yang diberikan sekolah kepada seorang
siswanya terlihat mampu membangan kepribadian sosial siswa dalam kehidupanya,
walaupun belum, secara mendalam. Namun demikian siswa sudah mulai
diarahkan kepada nilai-nilai dan norma kehidupan bersama. Dengan melalui pendidikan
jasmani siswa akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang
sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan
unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan siswa yang lebih aktif,
kreatif dan lebih bergairah.
Peranan
pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial siswa antara
lain adalah:
1.
Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan
peraturan yang berlaku di masyarakat
2.
Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar
dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.
3.
Membina dan memupuk ke arah pengembangan terhadap perasaan sosial, pengakuan
terhadap orang lain.
4.
Menanamkan dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan mau
memberikan bantuan atau pertolongan, serta memberikan perlindungan dan mau
berkorban.
5.
Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajar secara aktif di dalam sesuatu
bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja, maupun dalam mengisi waktu-waktu
luang siswa.
Dari berbagai
pembahasan tadi, sudah menegaskan bahwa penjas ini berperan penting dalam
membangun karakter bangsa di Indonesia. Karena dalam pendidikan jasmani
terdapat suatu penanaman nilai sosial yang dibutuhkan oleh seorang siswa sebagai
modal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Penanaman nilai sosial ini
sangat dibutuhkan oleh masyarakat di kehidupan sekarang. Apalagi masyarakat
sekarang yang cenderung individualitis dan kebanyakan dari mereka tidak
menjalankan kewajibannya sebagai warga negara terhadap negaranya.