Selasa, 30 April 2013

Pendidikan Jasmani dalam Membetuk Karakter Bangsa Indonesia



Pendidikan Jasmani dalam  Membetuk Karakter Bangsa Indonesia
(Oleh : AgungGinanjar / Mahasiswa PJKR-A FPOK UPI)

Dari beberapa pengalaman yang telah dirasakan ketika kita berada di lingkungan masyarakat, kita tentu merasakan juga bagaimana kehidupan sosial yang tampak mengiringinya, dan apa yang dirasakan itu tentu dinamis. Kadang kita merasa masyarakat itu sesuatu yang menjadikan kita seimbang atau tanpa mereka kita tidak bisa menjalani hidup ini. Kadang juga orang-orang atau masyarakat itu hanyalah orang lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Bahkan kita menganggap sebagian mereka hanyalah sosok antagonis yang menjadi kendala di kehidupan kita. Lalu bagaimana cara menghilangkan nilai-nilai buruk seperti ini di Indonesia? Menurut saya pendidikan adalah salah satu solusinya.
Sikap masyarakat yang ada dalam paragraf di atas, tentu bertolak belakang dengan nilai pendidikan. Nilai-nilai seperti itu dianggap sebagai suatu penyimpangan moral, dan dapat merusak budaya dan karakter bangsa yang sudah berjalan baik di Indonesia. Hal ini akan berakibat  tidak adanya rasa toleransi bermasyarakat, dan ini bisa menjadikan hubungan  masyarakat dalam suatu negara hancur. Tentu kita tidak mau itu terjadi. Lalu apa hubungannya dengan masalah pendidikan? Hal tersebut berhubungan dengan fungsi pendidikan, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Dalam dunia sekolah di Indonesia, kadang kita tidak sadar apa yang menjadi tujuan sebenarnya dari pembelajaran itu sendiri. Semua mata pelajaran secara kasat mata hanya memberikan materi pembelajarannya masing-masing. Di samping itu tanpa kita sadari nilai-nilai kehidupan dan penanaman moral terkandung di dalamnya. Terutama pelajaran PKN, Agama, dan Penjas ( Pendidikan jasmani ) atau biasa disebut pelajaran olahraga di kalangan masyarakat. Kenapa penjas termasuk mata pelajaran yang berperan dalam pengembangan moral sosial siswa? Penjas merupakan salah satu pelajaran yang menerapkan 4 nilai dalam proses penilaiannya. Sementara itu, pelajaran lain hanya memilki 3 aspek penilaian. Penjas memiliki aspek penilaian kognitif, afektif, psikomotor dan yang membedakan dengan pelajaran lain yaitu sosial. Hal ini merupakan suatu bukti dimana pelajaran penjas ini berperan aktif dalam membentuk karakter bangsa agar bisa berinteraksi dengan baik di kehidupan  sosial dalam bermasyarakat.
 Pendidikan jasmani itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu alat dan usaha pencapaian tujuan pendidikan. Setelah kita perjelas lagi ternyata pendidikan jasmani juga menggunakan beberapa alat untuk mencapai tujuannya tersebut. Jenis alat yang digunakan dalam aktivitas pendidikan jasmani tentu saja harus sesuai dengan tujuan yang diajarkan di sekolah. Dalam hal ini kita tentu saja akan bersangkutan dengan program yang telah digariskan dalam kurikulum dan racanagn pembelajaran masing-masing sekolah. Secara umum ada 5 jenis kegiatan olahraga spesifik yang diajarkan dalam dunia pendidikan jasmani, yaitu atletik, senam, renang, bela diri, dan permainan.
Disamping jenis alat yang khusus yang sesuai dengan macam aktivitas yang dilakukan, adapula perlengkapan yang perlu kita perhatikan di setiap sekolah, yang pemakaiannya tidak terikat pada program kurikulum tersebut, tapi juga pada saat siswa dalam keadaan bebas (waktu bermain). Lalu apa tujuan dari kurikulum yang di berikan pemerintah dalam pelajaran pendidikan jasmani ini? Salah satunya ialah agar menjadikan manusia indonesia  menjadi manusia yang benar – benar utuh.
Peran penjas untuk membentukan manusia secara utuh ini didasarkan pada kebutuhan yang kita perlukan sebagai manusia untuk menjalani hidup, maka peranan pendidikan jasmani tersebut antara lain :

·      Peran penjas untuk pembentukan tubuh
Peran pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh siswa, dapat dilihat dengan bertambahnya otot-otot yang kita punya menjadi lebih besar dan kuat, dan badan pun tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tinggi, hingga dapat bersikap dan bertindak dengan sempurna, serta akan tumbuh dan berkembang secara baik. Dengan melakukan pendidikan jasmani yang teratur, maka organ-organ di tubuh siswa pun akan bekerja sebagaimana mestinya. Dalan hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan siswa, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani.
Dengan demikian siswa akan memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap pentingnya pendidikan jasmani di dalam kehidupan. Menurut Sukintaka (pada tahun 2004) selain dari itu peran pendidikan jasmani sangat besar sumbangannya terhadap siswa dalam :
1..    Memenuhi keinginan untuk bergerak dan mempertahankan gerakan.
2.    Mengembangkan perasaan terhadap gerakan dan irama, serta penghayatan terhadap ruang, waktu, dan bentuk.
3.    Menganalisis kemungkinan-kemungkinan gerak.
4.    Memiliki keyakinan terhadap gerakan yang dilakukannya serta perasaan terhadap sikapnya.
5.    Mengembangkan kemampuan gerak dan penyempurnaan gerak. 



·         Peran penjas untuk pembentukan prestasi
Telah kita ketahui bersama, bahwa untuk dapat mencapai suatu prestasi yang diinginkan di dalam pelajaran jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan pengusahaan terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam arti bukan saja pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang pengajaran pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar, bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka keampuhan pendidikan jasmani di dalam melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara lain adalah:
1.     Membentuk dan mengembangkan kemampuan kita kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.
2.     Mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan diri siswa terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri, tanggung jawab, dan peningkatankemampuan diri.
3.    Belajar untuk mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang sinngkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).
4.    Menanamkan kepada kita untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasan terhadap dirinya.
5.    Menanamkan untuk belajar meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat terhadap nilai-nilai prestasi yang diraihnya di dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga.


·         Peran penjas untuk pembentukan sosial
Ini yang harus kita pahami, bahwa kita sebagai makhluk individu, juga sebagai makhluk sosial, karena itu tidak mungkin kita akan dapat hidup menyendiri tanpa memperhatikan keadaan di lingkungannya dan memperhatikan kepentingan umum. Dalam kehidupan sosial ini kita selalu terikat oleh norma-norma kehidupan  dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan bersama.
Oleh sebab itu, maka timbul suatu ilmu yang khusus untuk menelaah tentang kehidupan kita yang terdiri dari individu-individu beserta sikap dan tindakannya, serta unsur-unsur yang terdapat di dalam kehidupannya bersama. Misalnya seperti: agama, adat-istiadat, keluarga, lingkungan, pemerintah, pendidikan, dan sebagainya, merupakan unsur-unsur sosial yang menyangkut perilaku dan tata kehidupan manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan di masyarakat. Di dalam kehidupan bersama kita akan tumbuh dan berkembang serta akan menemukan pribadi kita masing-masing. Kita akan menyadari mengenai keadaan kita, bahwa kita berada di tengah-tengah manusia yang lainnya.
Saat kita di masa sekolah, kita akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kita. Kita tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga kepada lingkungan pada masa  sekolah. Hal ini akan terlihat adanya perubahan dari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan kita dalam hidup kita sendiri.
Dengan demikian yang diberikan sekolah kepada seorang siswanya terlihat mampu membangan kepribadian sosial siswa dalam kehidupanya, walaupun belum, secara mendalam. Namun demikian siswa sudah mulai diarahkan kepada nilai-nilai dan norma kehidupan bersama. Dengan melalui pendidikan jasmani siswa akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan siswa yang lebih aktif, kreatif  dan lebih bergairah.
Peranan pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial siswa antara lain adalah:
1.      Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat
2.      Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.
3.      Membina dan memupuk ke arah pengembangan terhadap perasaan sosial, pengakuan terhadap orang lain.
4.      Menanamkan dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan mau memberikan bantuan atau pertolongan, serta memberikan perlindungan dan mau berkorban.
5.      Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajar secara aktif di dalam sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja, maupun dalam mengisi waktu-waktu luang siswa.

Dari berbagai pembahasan tadi, sudah menegaskan bahwa penjas ini berperan penting dalam membangun karakter bangsa di Indonesia. Karena dalam pendidikan jasmani terdapat suatu penanaman nilai sosial yang dibutuhkan oleh seorang siswa sebagai modal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Penanaman nilai sosial ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di kehidupan sekarang. Apalagi masyarakat sekarang yang cenderung individualitis dan kebanyakan dari mereka tidak menjalankan kewajibannya sebagai warga negara terhadap negaranya.

1 komentar:

  1. Alhamdulillah ini sebuah tulisan yang bisa menginspirasi saya dalam penentuan judul skripsi. terimakasih.

    BalasHapus