Jumat, 04 September 2015

PERBANDINGAN KURIKULUM 4 NEGARA



KURIKULUM DAN STANDAR ISI INDONESIA
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, di Indonesia telah menerapkan enam kali perubahan kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 2004, dan yang sekarang berlaku yaitu KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dikeluarkan pemerintah melalui Permen Dinas Nomor 22 tentang standar isi, Permen Nomor 23 tentang standar lulusan, dan Permen Nomor 24 tentang pelaksanaan permen tersebut, tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan dari kurikulum Berbasis Kompetensi, atau kurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dari pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP bahan belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bentuk implimentasi dari UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3) Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarna, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan, dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.
Standar isi (SI) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
·         kerangka dasar dan struktur kurikulum,
·         beban belajar,
·         kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
·         kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.                                                         

KURIKULUM DAN STANDAR ISI KOREA
Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di daerahnya.

KURIKULUM DAN STANDAR ISI MALAYSIA
Dalam penyusunan kurikulum Malaysia, banyak mengandung materi pembelajaran mengenai kesehatan lingkungan seperti polusi air, udara, makanan dll. Selain itu terdapat juga materi mengenai kesehatan tubuh atau materi mengenai penyakit-penyakit menular yang mungkin menjangkiti manusia, dengan segala cara penyebarannya. Penyajian atau pemaparan materi lebih banyak di analogikan dengan contoh nyata atau kejadian sejarah masa lalu (perang dunia I, perang perancis dan india, sejarah kerajaan mesir atau kejadian penting di new mexico), juga di analogikan dengan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa sehingga materi pelajaran bersifat aplikatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan implementasi kurikulum tersebut dengan kurikulum Indonesia pada tahun 1947, 1964 dan 1968. Hal ini dikarenakan Malaysia pernah belajar pada Indonesia dengan menggunakan kurikulum tersebut dan masih diterapkan secara konsisten sampai saat ini.
Media yang digunakan dalam menunjang pembelajaran banyak yang menggunakan fasilitas internet seperti game online, situs-situs dan blog yang memuat modul/materi pembelajaran, siswa di informasikan alamat-alamat situs tersebut dan tinggal membukanya saat belajar. Selain itu digunakan juga fasilitas persentasi power point yang dapat mengoptimalkan penyampaian materi terutama yang menuntut penayangan gambar.
Dalam kurikulum ini juga lebih menekankan proses pembelajaran yang lebih mengutamakan praktek dari pada hanya penjelasan-penjelasan teori saja. Fasilitas-fasilitas diatas memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih maksimal. Maka pantaslah jika Malaysia pada saat ini perkembangan pendidikannya semakin maju dengan pesat.

Kurikulum yang ada di Malaysia
• 1956: General Syllabuses and Timetable Committee ditubuhkan
•  1964: General Syllabuses and Review Committee ditubuhkan
• 1965: Pendidikan Komprehensif dimulakan
• 1967: Report of the Committee on Curriculum Planning and Development
• 1973: Pusat Perkembangan Kurikulum (PPK) ditubuhkan
• 1982: KBSR dilaksanakan di 302 buah sekolah rendah sebagai percubaan
• 1983: KBSR dilaksanakan di semua sekolah rendah
• 1988: Pelaksanaan KBSR sepenuhnya dicapai
• 1988: Pelaksanaan KBSM bermula untuk mata pelajaran bahasa
• 1989: Pelaksanaan KBSM bermula untuk mata pelajaran lain
• 1989: Kemahiran Hidup Program Peralihan dimulakan di tingkatan 1
• 1989: Pelaksanaan PKBS di tahun 1 hingga tahun 6 di semua sekolah rendah
• 1989: Mata pelajaran Kemahiran Manipulatif dilancarkan di 100 buah sekolah rendah
• 1991: Mata pelajaran Kemahiran Manipulatif dilaksanakan di 1000 buah sekolah rendah

• 1991: Kemahiran Hidup bersepadu dimulakan di Tingkatan 1
• 1992: Mata pelajaran Kemahiran Hidup Manipulatif dilaksanakan di 3000 buah sekolah rendah
• 1993: Kemahiran Hidup mula dilaksanakan di Tahun 4 di semua sekolah rendah. Sekolah yang telah melaksanakan Kemahiran Manipulatif meneruskannya di Tahun 5 dan 6 sekolah rendah

KURIKULUM DAN STANDAR ISI DI SINGAPURA
Visi dari Departemen Pendidikan Singapura adalah “Thinking Schools, Learning Nation”. Jika diartikan dalam secara kasar dalam Bahasa Indonesia berarti berpikir sekolah, belajar nasionalitas. Maksudnya dengan belajar di sekolah diharapkan siswa tumbuh rasa nasionalitasnya terhadap negara.
Sistem pendidikan di Singapura bertujuan untuk mecetak pelajar yang berpendidikan luas. Dengan karakteristik di Singapura yang memiliki banyak budaya dan ras, kebijakan untuk menggunakan bahasa bilingual menjadi salah satu kunci dalam pendidikan di Singapura. Setiap siswa belajar Bahasa Inggris yang menjadi bahasa utama dalam dunia pekerjaan, tetapi mereka juga mempelajari bahasa ibu mereka (Bahasa Cina, Melayu, Tamil) untuk mempertahankan identitas nilai dan budayanya.
Harapan dari hasil pendidikan tersebut menghasilkan pelajar yang baik disegala bidang, moral, intelektual, fisik, sosial dan delapan estetika dari kemampuan dan nilai yang  utama.
Delapan estetika dari kemampuan dan nilai yang  utama tersebut adalah:
1.      perkembangan karakter
2.      manajemen diri sendiri
3.      sosial dan kooperatif
4.      membaca dan berhitung
5.      komunikasi
6.      informasi
7.      kemampuan berpikir dan kreatif
8.      pengetahuan penerapan ilmu.
Untuk mencapai pelajar yang menguasai setiap bidang yang dipelajari, terdapat tiga hal, yaitu: kurikulum, strategi mengajar, penilaian.

PERBANDINGAN KURIKULUM 4 NEGARA
(INDONESIA-MALAYSIA-SINGAPORE-USA)
Buku Campbell yang merupakan salah satu rujukan dari berbagai negara tidak selalu digunakan dalam penyampaian materi biologi di setiap negara. Hal ini dikarenakan pada buku Campbell yang tersusun secara sistematis, mulai dari pengenalan cabang ilmu biologi, ruang lingkup, hirarki kehidupan terkecil sampai terbesar dan interaksinya dengan lingkungan, bertentangan dengan teori piaget sebagaimana diungkapkan oleh Piaget yakni adanya 5 tahapan perkembangan yaitu tahap sensorik-motorik (usia 0-2 tahun), tahap prekonsep (usia 2-4 tahun), tahap intuisi (usia 4-7 tahun), tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun) dan tahap operasinal formal (usia 11-15 tahun). Sehingga menurut piaget proses berpikir siswa seharusnya dari kongkrit ke abstrak.
Sedangkan materi yang di ajarkan pada kurikulum SMP di Indonesia bermula dari materi yang kongkrit ke abstrak dan materi yang di ajarkan di kelas 1 lebih mendasar daripada materi yang di ajarkan di kelas 2 dan kelas 3. Adapun penyusunan kurikulum di Indonesia disusun oleh DEPDIKNAS yang berdasarkan pada BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan). Hal ini agar terdapat keseragaman materi pelajaran di berbagai wilayah.
Kurikulum pendidikan Singapura bertujuan untuk mendidik anak yang berpotensi penuh, untuk menemukan talenta dan untuk mengembangkan dalam dirinya semangat untuk belajar seumur hidup. Siswa melalui berbagai pengalaman untuk mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai yang mereka perlukan untuk hidup.
Kurikulum pendidikan Singapura ternyata tidak jauh berbeda dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Mereka juga punya ujian nasional (UN) bagi semua siswa setiap yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Namun jenjang pendidikan di Singapura itu agak rumit dibandingkan dengan jenjang pendidikan di Indonesia. Adapun kesamaan lainnya yaitu dalam penyusunan materi pembelajaran kurikulum singapura mengkolaborasikan dan mensinergikan antara pedagogik dengan teori, hal ini seperti halnya pada penyusunan materi pembelajaran di Indonesia. Adapun penyusun kurikulum di Singapura adalah departemen Pendidikan (MOE).
Departemen Pendidikan (MOE) memastikan keseimbangan, ketelitian, relevansi dan respon dari kurikulum untuk memenuhi kebutuhan abad ke-21. Guru harus berfokus pada pengajaran untuk bertahan pemahaman dan keterampilan. Penilaian harus dikontekstualisasikan dan dibuat lebih otentik untuk membekali siswa dengan keterampilan dan sikap untuk menghadapi masalah baru dan isu-isu yang akan datang mereka jalan.
Dalam penyusunan kurikulum Malaysia, banyak mengandung materi pembelajaran mengenai kesehatan lingkungan seperti polusi air, udara, makanan dll. Selain itu terdapat juga materi mengenai kesehatan tubuh atau materi mengenai penyakit-penyakit menular yang mungkin menjangkiti manusia, dengan segala cara penyebarannya. Penyajian atau pemaparan materi lebih banyak di analogikan dengan contoh nyata atau kejadian sejarah masa lalu (perang dunia I, perang perancis dan india, sejarah kerajaan mesir atau kejadian penting di new mexico), juga di analogikan dengan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa sehingga materi pelajaran bersifat aplikatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan implementasi kurikulum tersebut dengan kurikulum Indonesia pada tahun 1947, 1964 dan 1968. Hal ini dikarenakan Malaysia pernah belajar pada Indonesia dengan menggunakan kurikulum tersebut dan masih diterapkan secara konsisten sampai saat ini.
Media yang digunakan dalam menunjang pembelajaran banyak yang menggunakan fasilitas internet seperti game online, situs-situs dan blog yang memuat modul/materi pembelajaran, siswa di informasikan alamat-alamat situs tersebut dan tinggal membukanya saat belajar. Selain itu digunakan juga fasilitas persentasi power point yang dapat mengoptimalkan penyampaian materi terutama yang menuntut penayangan gambar.
Dalam kurikulum ini juga lebih menekankan proses pembelajaran yang lebih mengutamakan praktek dari pada hanya penjelasan-penjelasan teori saja.
Fasilitas-fasilitas diatas memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih maksimal. Maka pantaslah jika Malaysia pada saat ini perkembangan pendidikannya semakin maju dengan pesat.
Dalam penyusunan kurikulum SMP di USA (California) terdapat nilai yang diperdebatkan di bidang pendidikan yaitu persamaan, efisiensi, otonomi,dan berkualitas tinggi. Selain itu kebijakan pendidikan USA ditentukan oleh masyarakat lokal dan negara bagian (states). Dengan demikian isi kurikulum sangat beragam, disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan negara bagian tersebut. Proses pengembangan kurikulum dipusatkan pada tingkat negara bagian, namun guru dan sekolah diperkenankan mendesain program sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan negara bagian sehingga tiap sekolah memiliki sistem yang berbeda-beda. Sedangkan mekanisme evaluasi pendidikannya mengacu pada persamaan, efisiensi, otonomi,dan berkualitas tinggi.
Pada kurikulum USA lebih banyak porsi teknologi dibandingkan porsi pedagogiknya. Hal ini dikarenakan unsur politik sebagai negara maju berpengaruh didalamnya. Contohnya pada buku biologi matthew materi tumbuhan dan ekologi itu direduksi pada grade 7-9 (SMP), yang nantinya akan di perdalam di tingkat lebih lanjut (grade 10-12).
1. Aspek Aspek pedagogik dan aspek didaktis Bersifat aplikatif Konten/topik dan kompetensi Guru dan sekolah diperkenankan mendesain program sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan negara bagian
2. Tujuan kurikulum Mengupayakan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu, memberikan bekal akademik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi serta siswa mampu menyelesaikan masalah secara wajar dan menjalankan hidup secara bermanfaat. Mengupayakan pendidikan yang terus-menerus untuk mengembangkan potensi individu secara holistik dan terintegrasi serta menganut asas keseimbangan secara harmoi antara aspek intelektual, spiritual, emosional dan fisik, didasarkan pada keyakinan dan ketaatan kepada Tuhan. Menyediakan siswa dengan pendidikan yang holistik dan berbasis luas. Agar siswa cerdas dan berakhlaq.
3. Penyusun kurikulum DEPDIKNAS sesuai dengan BSNP untuk sekolah umum, dan dinaungi DEPAG untuk sekolah berbasis agama Filsafat Nasional Pendidikan Konstitusi Negara masyarakat lokal dan negara bagian (states)
4. Konten Materi pembelajaran ditentukan oleh sekolah berdasarkan standar kompetensi dam kompetensi dasar, berpusat pada materi pokok, fokus pada aspek kognitif, psikomotor dan aspektif serta pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi Kurikulum berbasis isi (content) dan keterampilan (skill) di mana isi setiap mata pelajaran memperkuat dan mempermudah pengembangan keterampilan dasar, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Kurikulum dikembangkan secara nasional yang berpusat kepada siswa dan berbasis pada masyarakat, sedangkan implementasinya diserahkan kepada guru-guru di sekolah. kurikulum sangat beragam, disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan negara bagian tersebut. Proses pengembangan kurikulum dipusatkan pada tingkat Negara bagian tersebut.
5. Penilaian Mengacu pada tiga aspek yakni kognitif, psikomotorik, afektif, didasarkan pada materi esensial yang relevan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa serta ujian menggunakan berbagai teknik dan metode penilaian. Didasarkan pada materi yang relevan dengan kurikulum yang berbasis isi (content) dan keterampilan (skill). Didasarkan pada materi yang berbasis kepada konten/topik dan kompetensi, penilaian formatif dan sumatif. Dipusatkan pada tingkat negara bagian, Tidak ada mekanisme formal untuk mengevaluasi efektivitas kurikulum, yakni penilaian menggunakan riset/penelitian
6. Proses pembelajaran Guru sebagai fasilitator, Pembelajaran berpusat pada siswa dan berdasar pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Siswa aktif dengan pembelajaran lebih mengutamakan praktek daripada penjelasan teori, ilmu teoritis diseimbangkan dengan kebutuhan masyarakat. Student center dengan fokus pada pengembangan ketrampilan, minat dan kemampuan siswa. Student center, dengan pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapan pun.




KOMPETENSI GURU DI AMERIKA SERIKAT




KOMPETENSI GURU DI AMERIKA SERIKAT

        Kompetensi Guru di Amerika Serikat Di salah satu Negara bagian Amerika Serikat yaitu Florida. Menurut Suell dan Piotrowski (2006) Negera menetapkan 12 kompetensi guru yang dikenal sebagai "Educator Accomplished Practices" yaitu meliputi: (1) penilaian, (2) komunikasi, (3) kemajuan berkelanjutan, (4) pemikiran kritis, (5) keanekaragaman, (6) etika, (7) pengembangan manusia dan pelajaran, (8) pengetahuan pokok, (9) belajar lingkungan, (10) perencanaan, (11) peran guru, dan (12) teknologi.

Kompetensi Guru Menurut Charles (1994 dalam Mulyasa, 2007: 25) kompetensi adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sarimaya (2008: 17) memaknai kompetensi guru sebagai kebulatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang bewujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sedangkan menurut Broke and Stone dalam Mulyasa (2007: 25) kompetensi guru sebagai; descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful (kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakekat perilaku guru yang penuh arti).
Dari pendapat tersebut di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi. Artinya, tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu. Sehingga kompetensi guru dapat dianggap kompeten jika memiliki kemampuan, pengetahuan dan sikap yang mampu mendatangkan apresiasi bagi guru.
Suparno (2003: 47-53) menjabarkan tiga kompetensi guru yang harus dimiliki dan selalu dikembangkan oleh guru agar dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan maksimal. Tiga kompetensi tersebut, ialah; a) Kemampuan Kepribadian. b) Kemampuan Bidang Studi. c) Kemampuan dalam Pembelajaran dan Pendidikan.

a. Kemampuan Kepribadian.
Kemampuan ini lebih menyangkut jati diri guru sebagai pribadi yang baik, tanggung jawab, terbuka dan terus belajar untuk maju. Untuk itu hal hal yang mesti ditekankan kepada guru ialah beriman dan bermoral, aktualisasi diri yang tinggi sebagai bentuk tanggung jawab, berdisiplin serta mau terus mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

b. Kemampuan Bidang Studi.
Kemampuan ini memuat pemahaman akan karakteristik dan isi bahan ajar, menguasai konsep, mengenal metodologi ilmu, memahami konteks ilmu yang diajarkan dan kaitanya ilmu tersebut dengan ilmu lain serta dengan masyarakat. Untuk itu guru dituntut untuk: menguasai bahan yang menjadi tugasnya, memahami metode ilmu tersebut bekerja dan memahami konteks ilmu tersebut dengan kondisi kekinian.

c. Kompetensi dalam Pembelajaran dan Pendidikan.
Kemampuan ini memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembanganya, mengerti konsep pendidikan, menguasai metode pengajaran, serta menguasai evaluasi sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa. Untuk kompeten dalam hal itu, guru mesti mengenal peserta didik, menguasai teori tentang pendidikan dan menguasai bermacam macam model pembelajaran serta teknik evaliasi pembelajaran. Sedangkan menurut Undang Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu: 1) Kompetensi Pedagogik. 2) Kompetensi Kepribadian. 3) Kompetensi Sosial. 4) Kompetensi Profesional.

1) Kompetensi Pedagogik.
Yang termasuk kompetensi pedagogik antara lain (1) memahami peserta didik, (2) merancang pembelajaran, (3) melaksanakan pembelajaran, (4) merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dan (5) mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi Kepribadian.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian: (1) mantap dan stabil, bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial, bangga sebagai pendidik, konsisten dalam bertindak; (2) dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja; (3) arif, menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak; (4) berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan disegani; (5) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik.

3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam hal menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi antara lain; (1) menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan. (2) memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

 4) Kompetensi Sosial.
 Kompetensi ini antara lain; (1) mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik; (2) mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan; (3) mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Sebagai perbandingan, di salah satu Negara bagian Amerika Serikat yaitu Florida. Menurut Suell dan Piotrowski (2006) Negera menetapkan 12 kompetensi guru yang dikenal sebagai "Educator Accomplished Practices" yaitu meliputi: (1) penilaian, (2) komunikasi, (3) kemajuan berkelanjutan, (4) pemikiran kritis, (5) keaneka ragaman, (6) etika, (7) pengembangan manusia dan pelajaran, (8) pengetahuan pokok, (9) belajar lingkungan, (10) perencanaan, (11) peran guru, dan (12) teknologi.

Model-Model Pendidikan Olahraga


MODEL-MODEL PENDIDIKAN OLAHRAGA

1.      Pengertian Model Pendidikan Olahraga
Model pendidikan olahraga yaitu model yang menganut sistem pendekatan yang bersifat tradisional, yang menekankan pengajaran hanya pada penguasaan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga. Anak dituntut harus bisa melakukan suatu keterampilan dengan benar. Model ini lebih mengarahkan siwa kepada arah prestasi dalam model inipun menciptaakan suatu kompetisi antar siswa. Pendekatan teknik-teknik dan bermain dengan peraturan yang sebenarnya.

2.      Karakteristik Model Pendidikan Olahraga
·        Musim yaitu diawali dengan latihan dan akhirnya mengadakan kopetisi atau pertandingan
·        Anggota team murid membentuk kelompok untuk pertandingan
·        Kompetisi formal yaitu festival, usaha meraik kompetisi dan mengikuti pertandingan pada level berurutan bertahap sesuai kemampuan siswa
·        Puncak pertandingan untuk mencari siswa atau team siapa yang terbaik
·        Catatan hasil dilakukan dalam berbagai bentuk dari mulai catatan goal, curang, kesalahan dsb. Disesuaikan dengan kemampuan siswa. Ini dilakukan guru atau feedback pada siswa.
·        Perayaan hasil kompetisi  pemberian hadiah kepada pemenang, dll.

3.      Pedoman Penerapan Model Pendidikan Olahraga
Saran-saran dalam model pendidikan olahraga :
·        Mencoba merencanakan apa yang akan dibawa kedalam fakta olahraga  
·        Tingkat keterlibatan para pelajar
·        Kebutuhan jasmani pelajar
·        Strategi untuk menghasilkan suasana ceria yang memotivasi para pelajar
Menetapkan sebuah cabang olahraga yang anda kenal baik. Para pelajar kerap  kali tertarik mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan teknik dan strategi. Anda berhasil bila anda dapat memikirkan jawaban-jawaban yang pasti dari beberapa pertanyaan yang cepat dan terpacaya. Memilih olah raga yang dikenal juga membuat mudah dalam mengajarkan keterampilan dan pengetahuan untuk peran-peran sebagai wasit, pencatat skor dan ahli statistik. Para pelajar menyediakan kesempatan untuk terlibat.
Para pelajar anda telah menetapkan peranan pendidikan olahraga, terutamapada peran sebagai pelatih, wasit, pencatat skor, dan ahli statistic, tetapi awalnya mereka membutuhkan bantuan dalam menjelaskan pola langsung dan seringnya umpan balik. Mengenali  dan menyiapkan jasmani. Hal ini mengacu pada rencana pelajaran, instruksi pelatih, daftar para pemain, lembaran hasil, lembaran pencatat pertandingan,  lembaran statistik, kumpulan catatan statistik dan hadiah-hadiah.
Catatan yang harus di miliki oleh pelatih, yaitu :
·        Rencana pengajaran
·        Instruksi pelatih
·        Daftar nama pemain
·        Lembar hasil
·        Lembaran pencatat pertandingan
·        Lembaran statistik
·        Kumpulan hasil catatan statistik
·        Hadiah-hadiah

Buku catatan latihan mempunyai beberapa item-item sebagai berikut :
·        Daftar pertanggungjawaban pelatih
·        Acara kompetisi
·        Beberapa bentuk-bentuk kompetisi
·        Kewajiban dan pencatat pertandingan
·        Daftar isian untuk penunjukan wasit dan pencatat pertandingan selama kompetisi
·        Informasi tentang strategi dan keterampilan olahraga
·        Perhatian para pelatih terhadap keselamatan
·        System penilaian keseluruhan bagi tim yang berkompetisi

Membuat Musim Festival
Para pelajar telah memilih nama tim. Anda harus membolehkan ketika suatu hari mereka bersikap untuk mengubah gambar dari timnya. Anda juga akan menjaga cara-cara pertandingan dan catatan-catatan terbaru dan ditempatkan di tempat umum. Boleh mengambil beberapa kesempatan yang sederhana, hiasan-hiasan khusus. Tim yang bertanggunngjawab menghiasi papan pengumuman dengan informasi dan gambar-gambar yang berhubungan dengan olahraga. Acara-acara pertandingan dan seluruh pelajar dapat melihat serta mengikuti kedudukan mereka. Para pelajar boleh menciptakan panji-panji atau bendera timnya. Dengan hiasan-hiasan itu para pelajar segera tahu dan menginformasikan bahwa pendidikan jasmani adalah khusus dan penting.

4.      Memilih olahraga
Olahraga dipilih untuk berbagai macam alasan, diantaranya adalah :
·        Tingkat kelas
·        Syarat-syarat mengikuti mata pelajaran
·        Peralatan
·        Fasilitas dan ketertarikannya
·        Nilai-nilai yang diinginkan guru
Dalam pendidikan jasmani sekolah dasar para guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang khas. Pada beberapa sekolah lanjutan, mereka para pelajar memilih kegiatan pendidikan jasmani diantara berbagai macam aktivitas.
Berikut saran-saran yang harus dibuktikan kegunaannya.
·        Para pelajar mempunyai pengalaman olahraga yang bervariasi. Para guru dapat membuat pilihan dari permainan saling serang ( sepak bola atau bola basket ), olahraga yang memilih pembagian lapangan ( bola voli atau tenis ), olahraga sasaran ( panahan atau golf ), dan bentuk-bentuk olahraga ( seperti senam atau senam irama ).
·        Pelajar juga menjaga pilihannya untuk membuat kelas-kelas lebih homogen dalam tingkat keterampilan dan latar belakang pengalaman.
·        Cabang olahraga baru sering mudah diajarkan karena kurangnya pengalaman sebelumnya menurunkan keterampilan yang heterogen diantara para pelajar dan sering diterima dengan baik karena sifatnya yang baru.
·        Para pelajar tumbuh lebih berpengalaman dalam pendidikan olahraga, mereka mulai berpartisipasi dalm membuat keputusan tentang olahraga pilihan.

5. Olahraga Modifikasi
Syarat pendidikan olahraga berpartisipasi penuh tetapi selalu kekurangan waktu, dan para pelajar mungkin akan mengambil pengalaman yang menggembirakan. Bentuk olahraga untuk orang dewasa dihindarkan. Semua olahraga dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan perkembangan mental anak-anak dan menjamin partisipasi yang tinggi dari para pelajar. Partisipasi adalah cara melaksanakan keterampilan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan dilibatkan dalam strategi bermain seperti anggota tim. Kita semua tahu permainan yang diunggulkan dari beberapa pelajar dalam permainan, tetapi tidak berpartisifasi. Sasarn-saran selanjutnya untuk memodofikasi olahraga secara khusus.

a. Menggunakan Permainan Kecil yang Diunggulkan.
Hasil penelitian menunjukkan apakah lebih banyak guru-guru yang telah tahu? Yakni permainan yang penuh unggulan didominasi oleh para pelajar yang berketerampilan lebih tinggi. Para pelajar lainnya yang berketerampilan rendah bersembunyi dalam permainan yang diunggulkan atau tidak nampak dominasinya. Jadi jalan yang penting untuk memodifikasi olahraga mengurangi ukuran tim (regu). Kami telah berhasil mengajar keterampilan dasar bolavoli dalam bentuk 1 lawan 1, digunakan hanya pada keterampilan pasing bawah dan pasing atas, khusus pada lapangan yang sempit dengan net yang agak tinggi (net yang ditinggikan para pelajar memberikan antisipasi langsung pada bola dan mengambil posisi kembali).
Dalam bolavoli bentuk 3 lawan 3, anda dapat menggunakan semua keterampilan dan memilih strategi itu terpikir dalam bentuk unggulan 6 lawan 6. Alasan yang sama menggunakan dukungan format 2 lawan 2 dalam sepakbola, dimana para pelajar bermain strategi maju mundur atau dalam pertandingan bolabasket 3 lawan 3 dimana para pelajar harus memilih antara pertahanan wilayah (Zona Marking) dan orang per orang (man to man).
Satu aturan yang mendapat acungan jempol untuk para ahli pendidikan dasar yang tetap menjaga ukuran tim yang sama atau lebih rendah dari pada tingkat dasar. Contoh murid kelas empat akan memiliki beberapa tim yang tidak lebih dari 4 pelajar. Peristiwa dalam kelas atas atau tinggi pada sekolah dasar, lebih berhasil partisipasinya dengan permainan kecil yang diunggulkan.

b. Modifikasi Kondisi Permainan yang Bersahabat
Modifikasi yang lain difokuskan pada ukuran lapangan, ukuran perlengkapan dan peraturan-peraturan yang alami. Banyak peraturan-peraturan akan mendorong bermain secara terus menerus, contoh dalam sepakbola, para pelajar boleh mengembalikan yang sudah keluar dari garis lapangan dan permainan terus berlangsung dengan bola dibawa atau digiring dalam garis lapangan mereka sendiri atau diumpankannya ke teman seregu. Bola-bola dalam ukuran kecil, peralatan yang pendek, dibawah target, dan tujuan-tujuan yang besar semua lebih menciptakan permainan yang bersahabat untuk para pelajar dan mereka menambah kesempatan untuk sukses tanpa tekanan dari dasar alami olahraga.

c. Permainan yang Khas Pada Masa yang Singkat.
Permainan ini membantu kearah kekuatan dan mengurangi skor yang menyolok. Kepemimpinan ini bermanfaat setelah semua permainan dimulai dan berakhir pada waktu yang sama. Contoh mempunyai kekuatan 6-8 menit, beberapa kali lari, permainan bola basket dengan empat keranjang terjadi dalam setengah lapangan dengan 2 lawan 2. Dengan 1 wasit, satu pencatat skor pertandingan dan 1 ahli statistik pada setiap lapangan, format ini dijaga secara penuh oleh 28 pelajar yang ditempatkan pada seluruh waktu.
Jika anda menambah dengan satu pelatih pelajar untuk setiap tim pada setiap lapangan format ini akan melibatkan 36 pelajar. Pada akhir menit 6-8 semua permainan berakhir. Selama antara 2-3 menit, para kapten menentukan tim-tim berikutnya siap yang bermain pada lapangan yang telah ditentukan. Para wasit mengambil giliran tugasnya, dan para pencatat pertandingan dari awal permainan bergilir mempertunjukan catatan-catatannya, beberapa waktu kemudian pada permainan berikutnya para pencatat pertandingan mengambil bentuk yang tepat dan menuju tempat tugasnya. Pada tingkat dasar para guru telah berhasil dengan permainan 3-4 menit. Permainan yang panjang pekerjaan yang baik sebagai fungsi dari pengajaran yang panjang juga, seperti permainan yang kompleks dengan tim-tim unggulan yang besar, permainan yang panjang dapat berpartisipasi penuh dengan menggunakan time out untuk penggantian secara berkala.

d. Pada Musim Pertandingan Yang Panjang
Yang diutamakan dalam pendidikan olahraga adalah apakah yang dikerjakan selama musim pertandingan, dengan maksud mengakhiri kepanjangan dari unit unit pendidikan jasmani yang khas. Kunci pertimbangan dalam menentukan suatu musim pertandingan yang panjang adalah bagaimana kerapnya para pelajar mengambil pendidikan jasmani. Penentuan ini adalah sering membuat kesulitan para guru karena mereka merasa takut unit-unit yang panjang akan menyebabkan pelajaran bosan. Saya hanya dapat menghubungkan pengalaman guru dalam pendidikan olahraga pada semua tingkat adalah konsekuen, para pelajar terlibat dalam musim pertandingan mereka dan tidak ingin berakhir. Saya berpikir bahwa lebih baik mempelajari satu benda dan mempelajarinya mudah daripada mempelajari keseluruhan benda-benda yang mempunyai banyak perbedaan dan melebihi semua benda-benda yang anda butuhkan untuk diketahui. Sebelumnya kami mempelajari hanya bagaimana cara melakukannya. Kami jarang pergi bermain melawan orang lain untuk melihat bagaimana kemampuan kami. Itu adalah baik untuk melihat dimana kita berada dan jika kita mendapat kemajuan, menjadi lebih baik. Musim pertandingan harus panjang agar mencukupan untuk menyempurnakan pendidikan olahraga, dimana para pelajar belajar menjadi para pemain yang tangkas, juga mengenai perbaikan seperti para wasit, para pencatat pertandingan dan peran-peran lainnya. Pengetahuan melangkah secara pasti dan dengan bertambahnya pengetahuan seperti sebagaimana pemain bertahan atau pemain penyerang pada sebuah tim adalah tugas pengetahuan menjadi lebih sulit daripada permulaan memiliki keterampilan dalam keadaan yang terpisah. Tugas-tugas pengetahuan banyak mengambil waktu, keberhasilan waktu, yang tersedia secara khas dalam satuan unit pendidikan jasmani yang singkat, waktu yang tersedia tercakup dua fungsi pelajaran yang panjang dan jumlah pelajaran yang tergolong dalam satu unit. Ini membuat kesulitan untuk membangun sebuah rumus yang tepat untuk jumlah waktu. Seberapa sering, model-model dasar itu mempunyai keberhasilan yang khas digunakan 8-12 pelajaran paling lama selama 45 menit atau 10-12 pelajaran paling lama selama 30 menit dengan pertemuan kelas setiap 4 hari sekali atau 2 kali seminggu. Model sekolah lanjutan telah menggunakan sedikitnya 18-20 pelajaran, setiap pelajaran diakhiri paling sedikit 45 menit. Saya tidak mempunyai waktu mengajarkan peraturan-peraturan dan banyak keterampilan dalam 3 minggu (6 pelajaran) seperti pengajaran biasanya. Mengajar seperti itu adalah sungguh sebuah lelucon.

e. Tim-Tim Pilihan
Pendidikan olahraga membuthkan para pelajar  untuk menjadi anggota pada timtim secepatnya dalam musim pertandingan dan mereka memelihara seluruh anggotanya.keanggotanya ialah faktor kunci dalam mempromosikan pertumbuhan kepribadian yang positif yang tumbuh dintara para pelajar. Banya isu yang menimbulkan para pelajar lebih mempertimbangkan pemilihan tim. Dua isu pokok berhubungan dalam tim petama ukuran tim yang lain adalah pemilihan metode. Ukuran tim ini adalah berhubungan kompetisi yang anda inginkan Contohnya daam sepak bola, para guru telah berhasil memisahkan kelas kelas kedalam tiga tim dan setiap tim terdiri dari 8-10 pelajar. kompetisi sepak bola  dapat direntankan antara 1 vs 1 sampai 6 vs 6. Untuk kompetisi 2 vs 2, enam anggota masih dapat masuk ke lapangan. Jika disana masih masuk kompetisi , mungkin pertandingan ganda pada cabang tenis, para guru harus memisahkan apakan mereka semata-mata ingin pertangdingan berdasarkan ganda perorangan atau apakah mereka ingin membentuk tm ang besar dari beberapa timtim ganda yang dapat dipilih. Beberapa tim besar ditempeli timtim kecil adalah cara yang mudah untuk menutupi ketidakhadiran.

Lima cara yang biasa digunakan untuk memilih tim:
1.      Para guru dapat memilih kepal tim dengan sepenetahuan mereka dari para pelajar yang mepunyai keterampilan, sika, dan catatan kehadiran
2.      Para guru dapat memilih sebuah dewan  olahraga bersama-sama guru, membuat ti pilihan.
3.      Para guru dapat memilih atau para pelajar bersukarela menjadi kapten dalam tim , sesudah guru bersama-sama para kapten diangkat dengan cara undian.
4.      Para pelajar dapat memilih sebuah panitia sebagai penyeleksi dan mengukur penamipalan para tim atau sepengetahuan teman-teman sebelumnya.
5.      Tes keterampilan percobaan-percobaaan atau jenjang kompetisi dapat digunakan merengking para pemain, dengan kedudukan itu digunakan giliran untuk memilih tim karena salah satu maksd pendidikan olahraga mendorong para pelaar menerima secara berangsur-angsur untuk lebih bertaggung jawab memimpin dan melaksanakan pengalaman olahraga mereka . beberapa guru mungkon ingin memulai dengan pemilihan guru, juga terhadap beberapa bentuk pemilihan pelajar atau pemilihan bersama antara guru dan murid.
Saran saran berikutnya tentang ukuran tim dan pemilihan tim disusun dari hasil umpan balik guru dan berdasarkan komentar astas pengalaman mereka menggunakan pendidikan olahraga. Ingat, tidak soal apakah mereka membuat keptusan dalam wilayahnya, para pelajar akan mempunyai perhatian. Pemilihan tim sangat menarik mereka,menyediakan kesempatan yang besar untuk menhgajar dan memperkuat konsep kejujuran

f. Menanamkan Tim-Tim Kecil dan Tim-Tim Besar
Jika anda menginginkan lebih dari satu jenis kompetisi (tunggal, ganda, ganda campuran, atau 2x2 dan 4x4) tim-tim juga membutuhkan penyesuaian diri yang cukup besar untuk pembentukan tim-tim kecil yang berbeda dari sebuah tim  besar. Format ini memungkinkan anda untuk mempunyai beberapa kompetisi yang berbeda demikian juga secara keseluruhan, musim pertandingan tim. Hal ini juga mengijinkan bagian anda untuk menanggung ketidakhadiran sehari-hari.

g. Faktor Ketidakhadiran  Diramalkan Dalam Rencana Seleksi
Jika anda merencanakan memutuskan kmpetisi tunggal (3 vs3 bola basket) juga ukuran tim dan seleksi menentkan ketekunan yang utama oleh  tingkat-tingkat keterampilan dan perkiraan ketidakhadiran diantara para pelajar. Seberapa sering, peristiwa dengan format kompeyisi tunggal disana lenih banyak diuntungkan oleh timtim besar dari timtim kecil yng diselksi ini menutupi masalah ketidak hadiran. Juga mengijinkan untuk kelas kompetisi, itu adalah kimpetisi A vs B ini juga akan diijinkan untuk kompetisi laki-laki, kompetisi perempuan, campuran, semua diseleksi dari tim gabungan yang besar.

h. Gunakan Jumlah Ganjil pada Tim-Tim Untuk Menciptakan Tugas Tim
Banyak guru telah berhasil menggunakan tugas tim untuk kompetisi- kompetisi mereka. Tugas tim, agar cukup bermain mengisi peran-peran wasit, kompetisi, demikian juga satu tim dapat dirotasi kedalam peran atau tugas tim untuk setiam seri dari pertunjukan. Ususlan format ini menggunakan jumlah tim ganjil.

6.      Peran Siswa Dalam Tim
Yang dimaksud peran itu didefinisikan sebagai model dasar pendidikan olahraga adalah pelatih,kapten,wasit,pencatat skor,dan ahli statistic.Peran yang lain para guru itu telah digunakan dengan berhasil dalam pendidikan olahraga adalah wartawan,manager,anggota dewan dan penyiar.Setiap peran dibentuk untuk didefinisikan dengan jelas.Peran-peran apa aja yang akan digunakan sebagai masukan ke dalam system pertanggungjawaban .Anda tidak dapat mengharapkan pelajar untuk mereka perankan sendiri kecuali peran itu berharga untuk tim dan penilaian individu pribadi mereka.Walaupun sifat khusus bagi peran dibedakan dari situasi ke situasi yang berikutnya adalah tugas-tugas biasanya.
1.      Kapten atau pelatih memimpin pemanasan,keterampilan langsung dan latihan strategi,membantu membuat keputusan tentang daftar pemain,perubahan dalam daftar pemain diserahkan ke guru atau manager dan pada umumnya menetapkan pemimpin atau tim mereka
2.      Asisten pelatih atau kapten membentuk kapten dan mengambil alih tugas-tugas mereka yang tidak hadir
3.      Wasit mengatur pertandingan(membuat keputusan),peraturan dan biasanya menjaga berlangsungnya pertandingan dari campur tangan yang tak pantas
4.      Pencatat skor mencatat angka pertunjukan seperti apa yang gterjadi ,membuat laporan terus menerus tentang status kompetisi,menyusun angka-angka dan menyerahkan laporan kembali catatan final kepada orang yang pantas (guru,manajer atau ahli statistic)
5.      Ahli statistic ,membuat data yang berhubungan dengan pertunjukan lainnya,menyusun data itu secara lengkap,meringkas data kompetisi silang,dan menyerahkan kembali ringkasan data itu kepada orang yang pantas (guru,wartawan,manajer)
6.      Wartawan,mengambil catatan-catatan yang telah disusun dan statistic serta diumumkannya,ini telah selesai dikerjakan pada lembaran-lembaran majalah mingguan olahraga,surat kabar sekolah,poster-poster atau diciptakannya dengan khusus pada laporan berkala pendidikan olahraga .Wartawan menempati peran yang mirip dengan apa yang sekarang disebut direktur informasi olahraga
7.      Manajer adalah sering dipakai untuk membedakan peran pelajar juga pelatih dari tugas-tugas administrasi tim.Para manajer menyerahkan formulir-formulir yang pantas,skor dan peran lain yang mereka sukai,dan biasanya jabatan-jabatan administrasi menerima tanggung jawab tim yang terus menerus
8.      Para pelatih bertanggung jawab mengetahui kebiasaan cidera yang berhubungan dengan olahraga,mempunyai arsip tentang alat-alat pertolongan pertama dan untuk diberitahukan pada guru bila timbul masalah cidera selama latihan atau kompetisi walaupun mereka bukan pengurus pertolongan pertama tanpa persetujuan dari guru,mereka dapat ,menolong guru dalam urusan administrasi pada pertolongan pertama dan dalam program rehabilitas
9.      Anggota dewan keolahragaan member tahu para guru atas isu-isu yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah tentang musim pendidikan olahraga dan dapat membuat keputusan akhir mengenai musim pendidikan olahraga dan dapat ,membuat keputusan akhir mengenai pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan permainan yang jujur ,jadwal kompetisi dan lain-lain
10.  Para penyiar memperkenalkan para pemain dan memberikan gambaran selama kompetisi secara jelas dan harapan untuk mempertunjukan peran.Satu jalan untuk menyelesaikan ini adalah dengan mengembangkan penjelasan-penjelasan setuap tugas yang diperankan pada sebuah buku harian yang kecil,dan membutuhkan gambaran secara tepat untuk menyelesaikan tugas-tugas dan perlu dikerjalakan mereka.Buku harian kecil ini akan dibagi-bagikan kepada para pelajar dan dikembalikan dalam bentuk yang baik pada akhir musim (para guru telah sukses membuat buku harian yang kecil kembali bagian dari system yang dapat dipertanggungjawabkan).Setiap pelajar membutuhkan tak sebanyak petunjuk yang khas dan dapat diharapkan bertindak lebih bebas selama satu system yang dapat dipertanggungjawabkan dijaganya.

7. Peran Guru dan Siswa dalam Model Pendidikan Olahraga
a. Peran guru dalam pendidikan olahraga
  • Guru memberikan informasi
  • Mendemonstrasikan setiap keterampilan
  • Memberikan evaluasi
  • Memberikan latihan-latihan gerak
  • Mengecek sampai mana keterampilan siswa

B. Peran siswa dalam model pendidikan olahraga

  • Menjalankan apa yang di tugaskan guru
  • Memperaktekan semua keterampilan yang telah di contohkan oleh guru
  • Siswa melakukan kompetisi dengan temannya
  • Siswa berpartisipasi penuh dalam kompetisi yang di selenggarakan