Selasa, 25 Desember 2012

Masih ingatkah koleksi dan permainan ini?



 Koleksi dan permainan abad 20



1. Yosan



Entah mana perusahaan yang memproduksi permen Yosan, yang jelas dengan memberikan iming iming hadiah 10.000 rupiah( kira kira uang 100.000 sekarang) tidak ada yang mengabaikan kesempatan mengoleksi semua huruf yang tertera di bungkusnya untuk membentuk kata yosan.

Ide untuk memberikan hadiah bagi pelanggan yang setia sebenarnya merupakan ide bagus kecuali jika tidak ada cara bagi pelanggan untuk mendapatkan hadiahnya. Dalam kasus ini permen yosan sepertinya tidak pernah mencetak huruf n jadi ”pelanggan setia” ini tidak pernah dapat hadiah yang ditawarkan (soalny ane gk pernah dapet huruf "N" gan ato agan2 ad yg prnah dapet yah ?? ).
tpi setelah ane baca2 komment agan2 ternyata ada loh yg dapet huruf "N" serta masih ad pabrik yg buatny





2. Tajos 






Mainan ini berupa disk kecil yang bergambar tokoh kartun. Awalnya, Tazos adalah hadiah dari makanan kecil. Bentuk Tazos sendiri sebenarnya bermacam-macam, mulai dari lingkaran, segi delapan, sampai lingkaran bergerigi (bentuk inilah yang paling terkenal di Indonesia). dlo seh ane maen ama temen2 SD dilempar ato di tos gitu..



 3. Gimbot




Sebelum sewa PS mulai menjamur pada tahun 2.000 an, pada tahun 90an kita bisa sewa gimbot yang merupakan alternatif murah dari dingdong. Cara menyewakannya unik karena setiap gimbot selalu ditali tampar dan ujungnya dipegang oleh abangnya. Tatkala waktu sudah habis atau game sudah tamat tali tersebut ditarik oleh abangnya, jika belum puas kadang teman teman yang berbadan besar selalu menang tarik tarikan khususnya kalau abangnya kerempeng.

Game game yang ditawarkan biasanya berjenis shooting / arcade yang jelas kapan selesai levelnya, kadang karena ingin main lebih lama kita menempatkan tangan ke speaker gimbot untuk memperkecil bunyi tamatnya. Penyewaan gimbot ini mulai tergeser saat mulai muncul rental playstation di sekitar sekolah.



4. Balap tamia



 Siapa sih yang tidak kenal tamiya ? mobil mobilan dengan menggunakan dinamo ini adalah salah satu mainan favorit pada tahun 90an. Popularitas Tamiya yang memuncak pada saat itu juga didukung dengan adanya penayangan serial televisi yankuro oleh stasiun televisi pemerintah. Salah satu asyiknya bermain tamiya adalah pada saat merangkainya, karena cukup kompleks kadang melibatkan ayah / kakak sehingga bisa jadi aktivitas bersama keluarga yang menyenangkan. Walaupun ini hobi tahun 90 an sekarang Tamiya sendiri sedikit banyak masih eksis dengan masih tersedianya track tamiya besar di beberapa Mal di Jakarta dan Surabaya.

Walaupun nama Tamiya cukup terkenal, tamiya sendiri sendiri sebenarnya bukanlah nama produk namun nama brand dari pembuat mobil mobilan tersebut. Tamiya bermerk tamiya sekarang rasanya sudah hampir punah dengan banyaknya mainan buatan cina yang harganya 1/10 nya.



5. Gambar 




Salah satu bisnis ikutan dari serial televisi adalah kartu permainan, pada tahun 90an kartu yang populer diantaranya adalah dragon ball, kartu basket, kartu baja hitam/masked rider dan kartu pokemon. Kartu kartu ini tidak hanya ditujukan untuk dikoleksi tapi seringkali juga bisa dipermainkan sebagai trading card game atau jenis permainan lainnya. Hobi mengkoleksi kartu ini sampai sekarang masih berlanjut, tergantung apa saja yang tren masa sekarang.

Baru baru ini ane bahkan menemukan beberapa koleksi kartunya yang lama tersimpan di rak lemari lama, salah satu kartu dragon ball ada adalah Mr Satan dengan power level 8000, hayooo siapa diantara agan2 yang punya kartu ini ?



Es sruk






Jago-jagoan



Gulali



Tamagochi



dannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!
 tentu saja .
Nama orang tua?





Ini adalah kebiasaan yang paling menyebalkan sekaligus lucu pada tahun 90an, entah siapa yang memulai dan menjadikan hal ini tren yang jelas pada saat itu salah cara menggoda yang paling dibenci adalah menyebut nama orang tua (biasanya ayah). Korban paling apes dengan kebiasaan ini adalah kita kita yang mempunyai nama ayah lucu atau kata yang populer, contohnya adalah salah satu rekan ane yang mempunyai ayah bernama pak baru, bisa dibayangkan betapa riuh rendahnya kelas pada saat guru menyebut kata baru pada saat mengajar.

Saking parahnya kebiasaan ini, kadang ada beberapa teman yang justru dikenal dengan sebutan nama orang tuanya da

Tidak ada komentar:

Posting Komentar